perawat salah suntik

Image

Sebuah klinik di Amerika menghubungi ribuan pasien untuk mengingatkan kemungkinan tertular Human Imunodeficiency Virus (HIV). Gara-garanya, salah satu perawat melakukan kesalahan saat mengajari pasien diabetes cara menyuntikkan insulin.

Seorang perawat di Dean Clinic di Wisconsin, Amerika Serikat diduga memperagakan alat suntik dan pen untuk tes darah secara langsung ke tubuh pasien. Menurut panduan, peragaan seharusnya dilakukan pada boneka atau benda lain misalnya buah jeruk.

Ketika menusukkan alat-alat tersebut, perawat yang kini sudah diberhentikan itu memang mengganti jarum di bagian ujungnya sehingga 1 pasien hanya menggunakan 1 jarum. Namun karena alat lainnya tidak diganti, dikhawatirkan ada kuman yang terjebak lalu ditularkan ke pasien lain.

Antara tahun 2006-2011, mantan perawat tersebut telah mengajari sedikitnya 2.345 pasien diabetes. Seluruhnya merupakan pasien baru yang harus memakai insulin dalam jangka panjang, sehingga butuh pengarahan bagaimana cara menyuntikkannya tanpa bantuan dokter.

Bukan cuma HIV, juru bicara Dean Clinic juga mengkhawatirkan risiko infeksi penyakit lain yang ditularkan melalui darah. Di antaranya yang tak kalah berbahaya adalah hepatitis B dan C, yang jika tidak tertangani atau terlambat didiagnosis bisa memicu kanker hari.

“Tujuan kami sekarang adalah memastikan agar para pasien yang mungkin terinfeksi segera mendapat pemberitahuan, lalu secepatnya dites,” ungkap Dr Craig Samitt, pimpinan sekaligus pemilik Dean Clinic seperti dikutip dari ABC News, Rabu (31/8/2011).

Sementara itu menurut seorang pakar kesehatan, pasien punya hak untuk memastikan bahwa dirinya aman dari risiko penularan infeksi di pusat-pusat layanan kesehatan. Bahkan, pasien berhak menanyakan pada dokter atau perawat apakah sudah cuci tangan sebelum menyuntik.

“Kadang-kadang memang tidak perlu, tapi langkah kecil seperti ini bisa memberi perlindungan ekstra terhadap keamanan pasien,” ungkap sang pakar, Dr Robert Glatter dari Medscape Emergency Medicine yang tidak terlibat langsung dalam kasus tersebut.[unikaja.com]

tumor otak

Video

Gejala Kanker / Tumor Otak dan Pencegahannya

February 10, 2009 By: admin Category: Gejala Kanker Otak

bagian_otakOtak adalah pusat kehidupan. Segala aktivitas kehidupan, hingga yang sekecil-kecilnya, hanya bisa terjadi melalui mekanisme yang diatur oleh otak. Dalam waktu yang bersamaan otak harus menjalankan beribu-ribu aktivitas sekaligus. Saat tiba-tiba mendengar suara klakson dari belakang maka secepat kilat otak menyuruh kaki meloncat ke tepi, menyuruh leher menoleh ke belakang, menyuruh mata membelalak, menyuruh otot-otot menegang untuk mengatasi situasi darurat, menyuruh jantung memompa darah lebih kencang, menyuruh hidung tetap bernafas, dan masih banyak lagi yang harus diaturnya, bahkan terkadang masih sempat-sempatnya menyuruh mulut memaki….

otak_manusia. Semua itu dapat dilaksanakan bersamaan karena diatur oleh bagian otak yang berbeda-beda. Ya, otak memiliki banyak bagian yang memiliki fungsi berbeda-beda. Secara garis besar otak terbagi atas tiga bagian, yaitu otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum), dan batang otak (brain stem). Masing-masing bagian terbagi lagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, lebih kecil lagi, dan lebih kecil lagi. Seperti bagian-bagian tubuh lain, otak bisa terkena tumor maupun kanker. Bedanya, jika pada bagian tubuh lain tumor jinak kadang tidak mengganggu dan tidak berbahaya, di otak tumor jinak pun bisa sangat mengganggu dan membahayakan nyawa.

Banyaknya bagian otak yang memiliki fungsi pengaturan tubuh yang berbeda-beda membuat tumor dan kanker otak memiliki gejala yang sangat variatif. Gejala yang muncul sangat tergantung di bagian otak mana tumor tersebut muncul.

Gejala umum tumor dan kanker otak adalah sebagai berikut:

Gejala Serebral Umum

Dapat berupa perubahan mental yang ringan (psikomotor asthenia), yang dapat dirasakan oleh keluarga dekat penderita berupa: mudah tersinggung, emosi, labil, pelupa, perlambatan aktivitas mental dan sosial, kehilangan inisiatif dan spontanitas, mungkin diketemukan ansietas dan depresi. Gejala ini berjalan progresif dan dapat dijumpai pada 2/3 kasus.

Nyeri Kepala

Diperkirakan 1% penyebab nyeri kepala adalah tumor otak dan 30% gejala awal tumor otak adalah nyeri kepala. Sifat nyeri kepala bervariasi dari ringan dan episodik sampai berat dan berdenyut, umumnya bertambah berat pada malam hari dan pada saat bangun tidur pagi serta pada keadaan dimana terjadi peninggian tekanan tinggi intrakranial. Adanya nyeri kepala dengan psikomotor asthenia perlu dicurigai tumor otak.

Muntah

Terdapat pada 30% kasus dan umumnya meyertai nyeri kepala.Bangkitan kejang dapat merupakan gejala awal dari tumor otak pada 25% kasus, dan lebih dari 35% kasus pada stadium lanjut. Diperkirakan 2% penyebab bangkitan kejang adalah tumor otak.

Perlu dicurigai penyebab bangkitan kejang adalah tumor otak bila:

– Mengalami status epilepsi

Bangkitan kejang ditemui pada 70% tumor otak di korteks, 50% pasien dengan astrositoma, 40% pada pasien meningioma, dan 25% pada glioblastoma.

Pencegahan Kanker/Tumor Otak

Dr Amarullah Siregar PhD meyakinkan bahwa Penyakit kanker dapat dicegah dengan cara hidup sehat, serta mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung proxeronin, zat yang sangat baik dalam mengontrol pembelahan sel secara sempurna. Salah satu cara antisipatif yang paling efektif adalah dengan mengonsumsi Tahitian Noni Juice. Jus ini kaya akan kandungan proxeronin dan antioksidan yang terbukti mampu memproteksi radikal bebas serta meningkatkan metabolisme tubuh.

Selain mampu menormalkan fungsi sel dan meregenerasikan sel dengan baik, kandungan bioaktif (damnacanthal dan anthraquinone) pada jus noni juga mampu membunuh sel kanker serta menghentikan penyebarannya.

melahirkan didalam air

Video

Teknik Melahirkan di Dalam Air, Amankah?
Aldo Fransiskus Marsetio, dr., BMedSc | 25/01/2012 | 0 Comments

Water birth, atau teknik melahirkan di dalam air, sebetulnya merupakan teknik dimana sang ibu menjalani proses kelahiran di dalam bak mandi yang berisi air hangat. Teknik ini menjadi semakin populer dalam 30 tahun terakhir. Teori di balik melahirkan di dalam air adalah bahwa bayi telah berada didalam kantung ketuban selama 9 bulan. Melahirkan di lingkungan yang sama atau serupa dapat mempernyaman bayi dan mengurangi stres bagi ibu. Walaupun teknik ini dapat mengurangi stres saat kelahiran dan dipercaya juga dapat mengurangi komplikasi, melahirkan di dalam air harus selalu dilakukan dibawah pengawasan petugas kesehatan.

Beberapa keuntungan bagi ibu jika melahirkan di dalam air adalah sebagai berikut:

Lingkungan air dapat membuat nyaman, menenangkan, dan santai.
Nampaknya air dapat meningkatkan energi sang ibu pada saat stadium akhir persalinan.
Air dapat mengurangi atau memperingan tekanan pada area perut.
Daya apung dapat mengurangi berat tubuh sang ibu, sehingga memungkinkan pergerakan dan pengaturan posisi yang lebih bebas dan leluasa.
Daya apung menghemat tenaga ibu karena tidak terbeban oleh gravitasi.
Daya apung itu sendiri juga dapat membuat kontraksi rahim lebih efisien dan sirkulasi darah yang lebih baik, sehingga oksigenasi otot rahim menjadi lebih baik, mengurangi nyeri untuk ibu, dan memberi lebih banyak oksigen untuk bayi.
Berendam di dalam air seringkali dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh rasa cemas.
Berendam di dalam air dapat menstimulasi sensor saraf sentuh dan temperatur, serta meningkatkan ambang batas nyeri (yang disebut juga Gate Theory of Pain), sehingga mengurangi keperluan pembiusan.
Air tampaknya dapat menurunkan produksi hormon stres, sehingga tubuh ibu dapat lebih memproduksi endorfin, yang bersifat anti nyeri.
Air dapat menyebabkan ‘miss V’ menjadi lebih elastis dan rileks, sehingga mengurangi angka kejadian dan keparahan robekan, demikian pula untuk kebutuhan episiotomy (pengguntingan untuk pelebaran jalan lahir) dan jahitan.
Setelah sang ibu dapat rileks secara mental, maka ia dapat mengkonsentrasikan usahanya ke dalam proses persalinan.
Air memberikan rasa privasi, yang mengurangi rasa malu, kecemasan, dan ketakutan.

Di sisi lain, keuntungan bagi bayi adalah lingkungan yang serupa dengan kantung ketuban, dan mengurangi stres bayi dengan memberikan rasa aman.

Pages: 1 2

Tags: featured, hamil, Kehamilan, kelahiran, lahir, melahirkan, water birth, waterbirth

Category: Kesehatan Umum

pemasangan kateter

Video

1. Pengertian Kateterisasi Urine

Kateterisasi urine adalah memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra kedalam kandung kemihkateterisasi-urine-pria

2. Tujuan Kateterisasi Urine

a. Menghilangkan distensi kandung kemih

b. Mendapatkan spesimen urine

c. Mengkaji jumlah residu urine, jika kandung kemih tidak mampu sepenuhnya dikosongkan

3. Persiapan Kateterisasi Urine

a. Persiapan pasien

1) Mengucapkan salam terapeutik

2) Memperkenalkan diri

3) Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.

4) Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya

5) Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam.

6) Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi

7) Privasi klien selama komunikasi dihargai.

8) Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan

9) Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)

b. Persiapan alat

1) Bak instrumen berisi :

a) Poly kateter sesuai ukuran 1 buah (klien dewasa yang pertama kali dipasang kateter biasanya dipakai no. 16)

b) Urine bag steril 1 buah

c) Pinset anatomi 2 buah

d) Duk steril

e) Kassa steril yang diberi jelly

2) Sarung tangan steril

3) Kapas sublimat dalam kom tertutup

4) Perlak dan pengalasnya 1 buah

5) Sampiran

6) Cairan aquades atau Nacl

7) Plester

8) Gunting verband

9) Bengkok 1 buah

10) Korentang pada tempatnya

4. Prosedur Kateterisasi Urine

a. Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan, kemudian alat-alat didekatkan ke klien

b. Pasang sampiran

c. Cuci tangan

d. Pasang pengalas/perlak dibawah bokong klien

e. Pakaian bagian bawah klien dikeataskan/dilepas, dengan posisi klien terlentang. Kaki sedikit dibuka. Bengkok diletakkan didekat bokong klien

f. Buka bak instrumen, pakai sarung tangan steril, pasang duk steril, lalu bersihkan alat genitalia dengan kapas sublimat dengan menggunakan pinset.

g. Bersihkan genitalia dengan cara : Penis dipegang dengan tangan non dominan penis dibersihkan dengan menggunakan kapas sublimat oleh tangan dominan dengan gerakan memutar dari meatus keluar. Tindakan bisa dilakukan beberapa kali hingga bersih. Letakkan pinset dalam bengkok

h. Ambil kateter kemudian olesi dengan jelly. Masukkan kateter kedalam uretra kira-kira 10 cm secara perlahan-lahan dengan menggunakan pinset sampai urine keluar. Masukkan cairan Nacl/aquades 20-30 cc atau sesuai ukuran yang tertulis. Tarik sedikit kateter. Apabila pada saat ditarik kateter terasa tertahan berarti kateter sudah masuk pada kandung kemih

i. Lepaskan duk, sambungkan kateter dengan urine bag. Lalu ikat disisi tempat tidur

j. Fiksasi kateter

k. Lepaskan sarung tangan

l. Klien dirapikan kembali

m. Alat dirapikan kembali

n. Mencuci tangan

o. Melaksanakan dokumentasi :

1) Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan klien

2) Catat tanggal dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan tanda tangan/paraf pada lembar catatan klien

pemasangan infus

Video

Pemasangan infus merupakan pemberian cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat – zat makanan dari tubuh.
Metode yang digunakan adalah menggunakan jenis penelitian diskritif dengan pendekatan cross sectional, pengambilan sampel dengan cara kuota. Subyek penelitian ini adalah perawat pelaksana yang melakukan dua kali pemasangan. Pengambilan data dengan menggunakan lembar observasi SOP pemasangan infus yang ada di RS PKU Muhammadiyah Gombong.
Hasil penelitian terhadap 12 perawat pelaksana yang melakukan pemasangan sebanyak dua kali pemasangan dan 24 pasien yang dipasang oleh perawat tersebut tidak patuh sebanyak 24 atau 100% dan yang patuh sebanyak 0 atau 0%
Di RS PKU Muhammadiyah Gombong perawat cenderung tidak patuh pada persiapan alat dan prosedur pemasangan infus yang prinsip.

Kata kunci.Standar Operasional Prosedur (SOP), pemasangan infus.

Mungkin anda juga perlu Abstrak yang lain

laporan penelitian

Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Metode Amenorea Laktasi (Mal) Pada Ibu Menyusui Di Desa Karangduwur, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen Tahun 2010
Efektivitas Penyuluhan Peer Group Dengan Penyuluhan Oleh Petugas Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Menarche Pada Siswi Mts KHR Ilyas Desa Tambakrejo Kecamatan Buluspesantren Kebumen 2010
GAMBARAN PENGETAHUAN KETRAMPILAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG PARTOGRAF DALAM PERTOLONGAN PERSALINAN DI PUSKESMAS ADIMULYO, KEBUMEN TAHUN 2009
Gambaran Pengetahuan Ketrampilan Dan Sikap Bidan Tentang Partograf Dalam Pertolongan Persalinan Di Puskesmas Adimulyo 2009
Gambaran Peran Kader Dalam Pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Di Wilayah Kerja Puskesmas Padureso Kabupaten Kebumen
Hubungan Antara Pengetahuan Keluarga Dengan Praktek Pencegahan Dekubitus Pada Pasien Stroke Di Ruang Rawat Inap Kelas Tiga RSUD Saras Husada Purworejo
Hubungan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Jaminan Kesehatan Masyarakat ( Jamkesmas )Di Puskesmas Gombong I
Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan Dengan Kepuasan Pasien Kelas Tiga Di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD Saras Husada Purworejo
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kb Suntik 3 Bulanan Dengan Kepatuhan Dalam Melakukan Kunjungan Ulang Kb Suntik 3 Bulanan Di Desa Lembupurwo Kecamatan Mirit Kabupaten Kebumen
Langkah Praktis Mulai Menyusun Laporan Penelitian
Mengukur Validitas dan Reliabilitas
Proporsi Higiene Perseorangan Pada Pasien Balita Rawat Jalan Yang Menderita Diare Di Puskesmas Petanahan Tahun 2008
TINGKAT PENGETAHUAN IBU POSTPARTUM PRIMIPARA TENTANG CARAMENYUSUI YANG BENAR DI RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Menopause di Desa Candirenggo Kecamatan Ayah Kab. Kebumen Tahun 2009
Tinjauan Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemasangan Infus Pada Pasien Di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS PKU Muhammadiyah Gombong

memandikan pasien di tempat tidur

Video

PENGERTIAN
Adalah suatu tindakan membersihkan seluruh bagian tubuh pasien dengan posisi berbaring di tempat tidur dengan menggunakan air bersih, sabun, dan atau larutan antiseptik.

TUJUAN
1. Membersihkan tubuh dari kotoran dan menghilangkan bau badan.
2. Memberikan kesegaran fisik dan psikis serta rasa nyaman.
3. Merangsang peredaran darah, syaraf dan merelaksasikan otot.
4. Memelihara integritas kulit dan mencegah infeksi kulit.
5. Memotivasi pasien dalam memenuhi kebutuhan perawatan dan kebersihan dirinya.

CATATAN
1. Jika kondisi memungkinkan, libatkan pasien untuk melakukan tindakan
2. Dalam melakukan tindakan perawat harus memperhatikan keamanan dirinya sendiri dengan memakai schort, handschoen ataupun masker.

PROSEDUR

I. Persiapan:
1. Persiapan pasien dan keluarga

Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan
Menjelaskan prosedur tindakan
Sebelum melakukan tindakan memandikan tawarkan pasien untuk BAB atau BAK terlebih dahulu
Ember tertutup / tempat pakaian kotor
Handschoen disposible
Menjaga privasi pasien
Bantal dan guling yang tidak dibutuhkan letakan dikursi.
Mencuci tangan.
Berdiri di sebelah kanan pasien atau sesuai kebuthan.
Melakukan pengkajian:

2. Alat-alat:
a. Satu waskom mandi berisi air hangat 2/3 bagian dengan suhu kurang lebih 42 – 43 derajat celcius.
b. Handuk mandi bersih satu / dua buah.
c. Waslap bersih dua buah.
d. Sabun mandi dalam tempatnya.
e. Pakaian bersih satu stel.
f. Talk dan / kamper spiritus.
3. Lingkungan

Tenaga keperawatan.

1) Identitas pasien

2) Tanda tanda vital dan keadaan umum pasien

3) Pengetahuan pasien.

4) Kemampuan mobilisasi

II. Pelaksanaan:

Pakaian bagian atas dibuka dan bagian tubuh yang terbuka ditutup dengan selimut atau kain penutup.
Pakaian yang kotor dimasukkan ke dalam ember yang bertutup/tempat pakaian kotor.
Membersihkan wajah :
Handuk dibentangkan di atas bantal di bawah kepala pasien.
Dengan waslap lembab membersihkan mata mulai dari sudut mata dekat hidung ke arah keluar sampai bersih.
Dengan waslap lembab tanpa sabun membersihkan wajah pasien.
Menawarkan penggunaan sabun untuk daerah wajah.
Membersihkan wajah, telinga, leher dengan menggunakan waslap lembab yang diberi sabun dan dibilas sampai bersih.
Mengeringkan dengan handuk.
Mengangkat handuk pindahkan ke bawah lengan
Membersihkan daerah ekstremitas lengan
Lengan sebelah kiri diangkat, kemudian bentangkan handuk secara memanjang sehingga seluruh lengan dapat diletakkan di atas handuk.
Membasahi lengan pasien dengan was lap sabun dari arah proximal ke distal dengan satu arah, kemudian dibilas dengan waslap basah sampai bersih. Mulai dari lengan yang lebih jauh dari perawat.
Mengeringkan lengan dengan handuk sampai kering.
Membersihkan lengan yang lebih dekat dengan perawat sama dengan membersihkan lengan sebelumnya.
Membersihkan daerah dada, ketiak dan perut
Kedua lengan diangkat ke atas dan diletakkan di samping kepala pasien.
Selimut mandi atau kain penutup diturunkan dan dilipat sampai daerah os. pubis.
Handuk dibentangkan pada bagian sisi pasien.
Membersihkan daerah dada, ketiak dan perut dengan waslap bersabun dengan cara memutar.
Membersihkan dengan waslap lembab sampai bersih.
Mengeringkan dengan handuk sampai kering.
Memberi bedak / talk tipis pada daerah dada, ketiak dan perut
Menutup tubuh pasien bagian depan dengan selimut atau kain penutup yang bersih.
Membersihkan daerah punggung
Pasien dimiringkan ke kiri atau kanan sesuai kebutuhan pasien.
Membentangkan handuk di sisi bawah pasien sampai ke bokong.
Membersihkan dengan waslap bersabun mulai dari tengkuk, bahu, punggung sampai bokong dengan cara memutar.
Membersihkan dengan waslap lembab sampai bersih.
Mengeringkan dengan handuk sampai kering.
Menggosok sambil message dengan zalf / kamper spiritus sampai kering kemudian diberi bedak tipis. Pasien dimiringkan ke kanan, handuk dibentangkan di bawah punggung kemudian punggung kiri dibersihkan seperti punggung kanan.
Posisi pasien kembali ditelentangkan.
Mengenakan pakaian bagian atas.
Mengganti air dengan air bersih dan hangat.
Washlap dicuci bersih.

10. Membersihkan daerah extremitas bawah:

Menanggalkan pakaian bagian bawah kemudian memasukkan ke dalam ember bertutup / tempat pakaian kotor.
Membentangkan handuk sepanjang extremitas bawah sebelah kiri, extremitas kanan ditutup dengan selimut atau kain penutup.
Lutut ditekuk kemudian membersihkan dengan waslap bersabun mulai dari arah proximal ke distal satu arah.
Membersihkan dengan waslap lembab sampai bersih.
Mengeringkan dengan handuk sampai kering.

f. Membersihkan extremitas bawah sebelah kanan sama dengan membersihkan extremitas sebelah kiri pasien.

11. Membersihkan daerah lipatan paha dan genitalia:

Menutup daerah genitalia dengan kain penutup atau selimut.
Selimut atau kain penutup diangkat dan dilipat kemudian diletakkan pada kursi.
Melepaskan pakaian bagian bawah.
Mengangkat bokong.

Membentangkan handuk di bawah bokong pasien

dengan arah memanjang.
Membersihkan daerah lipatan paha dengan waslap bersabun, lalu membersihkan dengan waslap lembab sampai bersih.
Mengeringkan dengan handuk sampai kering.
Membersihkan daerah genitalia dengan waslap bersabun.

1) Pada wanita mulai dari depan ke dalam. Membuka bibir kemaluannya dengan hati-hati dan dibersihkan.

2) Pada pria yang tidak disunat, tariklah kulit kepala zakarnya ke belakang, lalu kepala kemaluannya dan kulit penutup kepala kemaluannya dibersihkan dengan hati-hati.

Membersihkan dengan waslap lembab sampai bersih.
Mengeringkan dengan handuk sampai kering
Daerah lipatan paha diberi bedak / talk tipis.
Membersihkan daerah anus:
Memiringkan pasien ke sisi sebelah kiri.
Membuka lipatan bokong dan membersihkan anus dengan waslap bersabun.
Membersihkan dengan waslap lembab sampai bersih.
Mengeringkan dengan handuk sampai kering.
Posisi pasien kembali terlentang.

12. Mengenakan pakaian bagian bawah.

13. Merapikan pasien dan kalau perlu memasang selimut kembali.

14. Merapikan tempat tidur dan mengganti sarung bantal pasien bila diperlukan.

15. Membuka pintu dan jendela serta gordyn dan atau sampiran.

16. Pakaian dan alat tenun kotor serta peralatan mandi yang dipakai dibereskan.

17. Perawat mencuci tangan.

18. Membuat catatan keperawatan yang mencakup:

Tindakan dan hasil respon pasien.
Kondisi kesehatan pasien
Tanda-tanda vital sebelum dan sesudah memandikan.
Tingkat mobilisasi

diare

Video

Mencret atau Diare

Mencret atau Diare biasanya (masyarakat umum biasa menyebutkannya penyakit mencret) adalah frekwensi buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali, dalam satu hari . Biasanya berlangsung dua hari atau lebih, selain itu tinja atau feses penderita masih memiliki kandungan air berlebihan, kira – kira 200 gram. Bukan Anda juga yang mengalaminya saya juga pernah mengalaminya jadi kenapa harus konsumsi obat obat kimia yang menimbulkan efek samping saat ini sudah ada Obat herbal Dari Ekstra Buah Manggis yang tidak menimbulkan efek samping dan dapat membuat badan anda semakin segar karena mengandung anti oksidan terbaik sebab buah Manggis merupakan “The Queen Of Fruit”.

Berdasarkan jangka waktu terjadinya, diare dibagi menjadi dua yaitu Mencret atau Diare akut dan Mencret atau diare kronis.

Mencret atau Diare Akut adalah : Diare yang terjadi sampai dengan 7 hari, kemudian diare berlanjut atau berlangsung hingga 8-14 hari.

Mencret atau Diare Kronis adalah : Diare yang terjadi lebih dari dua minggu, di Indonesia lebih banyak diare akut dibandingkan diare kronis yang menyerang penderitanya.

Jika Mencret atau diare tidak segera diobati akan menimbulkan kematian karena menurut data badan Kesehatan Dunia (WHO—World Healt Organitation ) Penyakit mencret atau diare adalah penyebab nomor satu kematian balita diseluruh dunia. Yang membunuh lebih dari 1,5 juta orang pertahun .

Penyebab Mencret atau Diare

Mencret atau Diare bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya. Biasanya ada yang menjadi pemicu terjadinya diare. Secara umum, berikut ini beberapa penyebab diare, yaitu:

1. Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit.
2. Alergi terhadap makanan atau obat tertentu.
3. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak, Infeksi telinga, Infeksi tenggorokan, Malaria, dll.
4. Pemanis buatan.

Gejala Mencret atau Diare

Gejala Mencret atau Diare adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai:

* Muntah
* Badan lesu atau lemah
* Panas
* Tidak nafsu makan
* Darah dan lendir dalam kotoran

Rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului mencret atau diare yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan mencret atau diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan.

Mencret atau Diare seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan cairan). Dehidrasi ringan hanya menyebabkan bibir kering. Dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung (pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan). Dehidrasi berat bisa berakibat fatal, biasanya menyebabkan syok dan kematian.

Jadi tunggu apalagi pesan sekarang dan rasakan Manfaat Buah Manggis selain dapat mengobati Berbagai Penyakit terutama Anti mencret atau diare juga dapat membuat badan Anda semakin segar dan sehat. Karena Kandungan Anti Oksidanya sangat bermanfaat bagi tubuh Anda. Dapat dikonsumsi tiap hari minum malam hari dapat menambah Tenaga Ekstra dipagi hari.

invasi virus dengue ( demam berdarah)

Video

Penyakit Demam Berdarah Dengue (Dengue Hemorrhagic Fever) atau lebih dikenal dengan DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Virus ini ditularkan dari orang ke orang oleh nyamuk Aedes aegypti. Kota Semarang termasuk daerah endemis DBD. Kalau kita melihat Angka insidensi DBD di Kota Semarang, pada tahun 2001, angkanya mencapai 45,02 per 1000 penduduk dan angka kematiannya adalah 29 orang. Data ini adalah data yang hanya berasal dari rumah sakit yang melaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Semarang, belum lagi ditambah dengan kasus-kasus yang tidak terlaporkan.

Melihat kegawatan penyakit ini maka seharusnya sistem pencatatan dan pelaporan guna keperluan penrencanaan, pencegahan dan pembarantasan penyakit DBD didukung oleh sistem yang handal. Yakni suatu sistem yang dapat menyediakan data dan informasi yang akurat, valid dan up to date. Namun sampai saat ini sistem surveilans DBD di Dinkes Kota Semarang masih dikerjakan secara manual. Sistem seperti ini maka sering timbul masalah tentang keterlambatan pelaporan serta data yang disajikan tidak valid dan up to date, yang pada akhirnya akan menggangu proses penrencanaan, pencegahan dan upaya-upaya pembarantasannya.

Untuk itu perlu dikembangkan suatu sistem surveilans yang didukung oleh sistem komputer dan teknologi informasi. Sistem ini dikembangkan untuk lingkungan Dinas Kesehatan kota Semarang. Sebelum digunakan, diberikan pelatihan kepada para tenaga yang akan mengoperasikannya.

Dengan adanya pengembangan sistem ini, diharapkan dapat memberikan keuntungan khususnya kepada Dinas Kesehatan Kota Semarang dalam pengelolaan data dan informasi penyakit DBD secara lebih akurat, valid dan selalu up to date.. Sehingga kegiatan perencanaan pencegahan dan pemberantasan DBD dapat dilakukan lebih baik. Misalnya dalam penyediaan obat-obatan, dan fasilitas penanggulangan DBD. Dengan adanya perencanaan yang baik maka diharapkan kasus DBD dapat dicegah dan diberantas sehingga masyarakat Kota Semarang memperoleh derajat kesehatan yang optimal.

Demam Berdarah Dengue

Penyakit demam berdarah dengue merupakan salah satu penyakit menular yang dapat menimbulkan Kejadian Luar Biasa / wabah. Nyamuk penularnya ( Aedes aegypti) dan virus dengue tersebar luas, sehingga penularan penyakit demam berdarah dengue terjadi di semua tempat / wilayah yang terdapat nyamuk penular penyakit tersebut.
Tanda-tanda DBD adalah: demam, tanda-tanda perdarahan di permukaan kulit yang disebabkan oleh Trombositopeni dan Gangguan fungsi trombosit. Uji Tourniquet positif sebagai tanda perdarahan ringan, dapat dinilai sebagai ??presumptive test ??(dugaan keras) oleh karena uji Tourniquet positif pada hari-hari pertama demam terdapat pada sebagian penderita penyakit DBD. Uji Tourniquet positif untuk menegakkan diagnosi klinik adalah jika terdapat 20 atau lebih petechiae dalam radium 2,8 cm di lengan bawah bagian depan dekat lipat siku. Petechiae merupakan tanda perdarahan yang sering ditemukan. Tanda ini dapat muncul pada hari pertama demam.

Seseorang yang di dalam darahnya mengandung virus dengue merupakan sumber penular penyakit demam berdarah dengue (DBD).Virus dengue brada dalam darah selama 4 -7 hari mulai 1-2 hari sebelum demam.Bila penderita tersebut digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut terisap masuk ke dalam lambng nyamuk. Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar di berbagai jaringan tubuh nyamuk termasuk di dalam kelenjar liurnya. Kira-kira 1 minggu setelah mengisap darah penderita, nyamuk bersiap untuk menularkan kepada orang lain. Virus ini akan tetap berada dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya. Penularan ini terjadi karena setiap kali nyamuk menusuk (menggigit), sebelum mengisap darah akan mengeluarkan air liur melalui saluran alat tusuknya (proboscis), agar darah yang diisap tidak membeku. Bersama air liur inilah virus dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang lain.

Tempat penularan yang potensial untuk penyebaran DBD adalah: Wilayah yang banyak kasus DBD (rawan / endemis); Tempat-tempat umum merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang datang dari berbagai wilayah sehingga kemungkinan terjadinya pertukaran beberapa tipe virus dengue cukup besar, sekolah, rumah sakit dan tempat-tempat umum lainnya.

Sistem Surveilans DBD

Sistem surveilan penyakit DBD adalah pengamatan penyakit DBD di puskesmas meliputi kegiatan pencatatan, pengolahan dan penyajian data penderita DBD untuk pemantauan mingguan, laporan mingguan wabah, laporan bulanan program P2DBD, penentuan desa/kelurahan rawan, mengetahui distribusi kasus DBD/ kasus tersangka DBD per RW/dusun, menentukan musim penularan dan mengetahui kecenderungan penyakit.

Alur pelaporan kasus DBD dimulai dari masyarakat dan dari petugas kesehatan/ rumah sakit ataupun klinik lainnya. Laporan diberikan ke puskesmas yang diteruskan ke dinas kesehatan kabupaten/kota. Apabila pelaporan berasal dari rumah sakit bisa langsung disampikan ke dinas kesehatan kabupaten/kota. Selanjutnya, Dinas kesehatan kabupaten/kota akan melakukan tindak lanjut berupa tindakan-tindakan penyelidikan epidemiologi, pemberantasan sarang nyamuk ataupun dengan fogging. Dinas kesehatan kabupaten/kota akan melaporkan kejadian ini ke dinas kesehatan propinsi. Pelaporan kasus DBD berhenti sampai dengan tingkat propinsi. Di tingkat propinsi data akan diolah untuk keperluan upaya pemberantasan dan pencegahan penyakit DBD.

Suatu sistem suvrveilans dinilai baik atau representative apabila sistem itu sederhana, fleksible dan dapat diterima (acceptability) oleh pemakai. Dengan mempunyai karakter yang demikian maka suatu sistem akan banyak bermanfaat bagi suatu institusi kesehatan ataupun orang-orang yang bergerak di bidang kesehatan untuk memfokuskan suatu kegiatan.

Pengembangan Sistem Terkomputerisasi

Pada dasarnya ada 2 metode dalam membangun sistem. Pertama top-down. Pada metode ini sistem dibuat dari pemetaan secara global yang kemudian dibuat secara lebih terinci. Metode yang kedua yaitu bottom up, dimana sistem dibuat mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar. Aktivitas pendesainan secara terstruktur dengan menggunakan konsep parallel dan siklus melingkupi :
1) Survey, 2) Analisa Sistem , 3) Desain, mengimplementasikan model yang diinginkan pemakai 4) Implementasi, merepresentasikan hasil desain ke dalam pemrograman, 5) Uji coba desain, 6) Testing akhir 7) Deskripsi prosedur, pembuatan laporan teknis tertulis seperti petunjuk pemakaian dan pengoperasian. 8) Konversi database, 9) Instalasi, 10) Aspek terakhir meliputi serah terima manual, perangkat keras dan pelatihan pemakaian.

METODE PELAKSANAAN

1) Menentukan kebutuhan informasi berbasis komputer. 2) Menentukan kebutuhan pemrosesan data. 3) Mengevaluasi sistem komputer yang berbeda untuk mendukung tujuan organisasi. 4) Memilih sistem komputer. 5) Merencanakan dan merancang perangkat lunak berdasarkan kebutuhan dari organisasi. 6) Melatih tenaga untuk menggunakan sistem yang dirancang. 7) Melakukan evaluasi dan modifikasi sistem. 8) Penerapan sistem yang telah dimodifiksi berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari analisis sistem yang dilakukan diperoleh informasi sebagai berikut : Data kasus atau penderita diperoleh dari laporan rumah sakit, laporan disampaikan tiap satu bulan. Bila laporan disampaikan dalam kurun waktu kurang dari 1 bulan maka akan ditindak lanjuti dengan Penyelidikan Epidemiologi (PE) oleh puskesmas terkait untuk mengetahui sumber kasus/penderita dan radius penyebaran. Kendala yang dialami selama ini adalah penyampaian informasi hasil PE oleh puskesmas ke DKK. Kendala tersebut yaitu keterlambatan penyampaian hasil PE (lebih dari 1 minggu). Tindak lanjut dari PE yang dilakukan oleh DKK yaitu fogging atau pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Laporan kasus DBD seharusnya dalam kurun waktu 1 x 24 jam, namun pada kenyataanya lebih dari itu.

Berikut ini adalah tampilan menu utama dari aplikasi Sistem Surveilance DBD.

Laporan-laporan berupa pemetaan kasus dan grafik pencapaian pemantauan jentik berkala (PJB). Kriteria pemetaan kasus adalah: a. Daerah Endemis jika tiga tahun berturut-turut terdapat kasus DBD; b. Daerah Sporadis jika tidak selalu ada kasus dalam waktu satu tahun. c. Daerah Potensial jika non endemis. Laporan angka bebas jentik (ABJ). Laporan lainnya yaitu: proporsi penyakit DBD per seks, proporsi penyakit DBD per golongan umur, laporan House Index , laporan Incidence Rate DBD, laporan Case Fatality Rate (CFR). Contoh hasil pemetaan kasus DBD bisa dilihat pada gambar berikut ini.

Selanjutnya masing-masing unit dapat memanfaatkan data dan informasi dari kegiatan pencegahan dan pemberantasan DBD.

Dengan mengacu padah tahapan penyusunan suatu sistem informasi yang berbasis komputer tesebut diatas maka telah dihasilkan suatu sistem surveilans penyakit DBD (yang selanjutnya dinamakan SIS-DBD). SIS-DBD ini dikembangkan dengan menggunakan aplikasi web based sehingga bisa digunakan secara multiuser dan bisa diakses secara on line. SIS-DBD memuat modul-modul untuk keperluan: pencatatan kasus DBD, Kegiatan pemantauan jentik berkala, Kegiatan penyelidikan epidemiologi, Pendataan POKJA DBD, PSN Anak Sekolah, Pencatatan jumlah penduduk per kelurahan dan modul pembuatan laporan per periode waktu. SIS-DBD sudah diuji coba di DKK Semarang. Kegiatan ini mendapat dukungan yang baik dari pihak DKK. Menurut petugas yang dilatih, sistem ini cukup mudah dioperasikan dan akan sangat membantu tugasnya untuk kegiatan surveilans DBD.